Kamis, 03 Januari 2013

Pengendalian Intern


Pemahaman Mengenai Pengendalian Internal

Definisi Pengendalian Internal
      Pengendalian Internal atau internal control adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut :
-          Keandalan pelaporan keuangan
-          Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
-          Efektivitas dan efisiensi operasi

Pentingnya Pengendalian Internal
      Menurut terbitan yang dikeluarkan AICPA pada tahun 1947, pengendalian internal sangat penting bagi suatu perusahaan karena faktor – faktor berikut ini :
-          Lingkup dan ukuran bisnis entitas telah menjadi sangat kompleks dan tersebar luas sehingga manajemen harus bergantung pada sejumlah laporan dan analisis untuk mengendalikan operasi secara efektif
-          Pengujian dan penelaahan yang melekat dalam sistem pengendalian internal yang baik menyediakan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan
-          Tidak praktis bagi auditor untuk melakukan audit atas kebanyakan perusahaan dengan pembatasan biaya ekonomi tanpa menggantungkan pada sistem pengendalian internal klien
      Selanjutnya pada bulan Oktober 1987 atau 40 tahun kemudian sejak terbitan AICPA tahun 1947, National Commission on Fraundulent Financial Reporting ( Treadway Commission ) menekankan ulang pentingnya pengendalian internal dalam mengurangi kejadian pelaporan yang curang. Laporan terakhir komisi ini berisi hal – hal berikut :
-          Penekanan atas pentingnya mencegah pelaporan keuangan yang curang merupakan “suasana yang ditetapkan oleh manajemen puncak” yang mempengaruhi lingkungan perusahaan di mana pelaporan keuangan dibuat
-          Semua perusahaan publik harus memelihara pengendalian internal yang akan menyediakan keyakinan yang memadai bahwa pelaporan keuangan yang curang akan dicegah atau dideteksi lebih awal
-          Organisasi yang mensponsori commission harus bekerjasama dalam mengembangkan pedoman tambahan mengenai sistem pengendalian internal
      Sebagai kelanjutan dari penerbitan laporan commission, pada tahun 1988 ASB           ( Auditing Standards Board ) menerbitkan SAS 55, consideration of the internal control structure in a financial statement audit ( AU 319 ).SAS secara signifikan memperluas baik arti pengendalian internal maupun tanggung jawab auditor dalam memenuhi standar pekerjaan lapangan.
Konsep Pengendalian Internal
      Berdasarkan laporan COSO ( Committe of Sponsoring Organization ) di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa terdapat empat konsep fundamental dalam pengendalian internal. Konsep fundamental tersebut antara lain :
-          Pengendalian internal merupakan suatu proses.  Hal tersebut berarti pengendalian internal merupakan suatu alat untuk mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri. Pengendalian internal terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi dengan, tidak ditambahkan ke dalam, infrastruktur suatu entitas
-          Pengendalian internal dilaksanakan oleh orang. Pengendalian internal bukan hanya suatu manual kebijakan dan formulir – formulir, tetapi orang pada berbagai tingkatan organisasi, termasuk dewan direksi, manajemen, dan personel lainnya
-          Pengendalian internal dapat diharapkan untuk menyediakan hanya keyakinan yang memadai, bukan keyakinan yang mutlak, kepada manajemen dan dewan direksi suatu entitas karena keterbatasan yang melekat dalam semua sistem pengendalian internal dan perlunya untuk mempertimbangkan biaya dan manfaat relatif dari pengadaan pengendalian
-          Pengendalian internal diarahkan pada pencapaian tujuan dalam kategori yang saling tumpang tindih dari pelaporan keuangan, kepatuhan, dan operasi.

Komponen Pengendalian Internal
      Untuk menyediakan suatu struktur dalam mempertimbangkan banyak kemungkinan pengendalian yang berhubungan dengan tujuan entitas, muncul lah komponen – komponen dalam pengendalian internal yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu :
-          Lingkungan pengendalian ( control environment ) menetapkan suasana suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang – orangnya.. Lingkungan pengendalian merupakan pondasi dari semua komponen pengendalian internal lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur
-          Penilaian resiko ( risk assessment ) merupakan pengidentifikasian dan analisis entitas mengenai resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk suatu dasar mengenai bagaimana resiko harus dikelola
-          Aktivitas pengendalian ( control activities ) merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan
-          Informasi dan komunikasi ( information and communication ) merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya
-          Pemantauan ( monitoring ) merupakan suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian internal pada suatu waktu.


Perencanaan Audit

PERENCANAAN AUDIT


Tahap kedua dari suatu audit menyangkut penetapan strategi audit untuk pelaksaan dan penentuan lingkup audit. Perencanaan merupakan tahap yang cukup sulit dan menentukan keberhasilan penugasan audit. Perencanaan audit biasanya dilakukan antara tiga hingga enam bulan sebelum akhir tahun buku klien.


Tahapan yang sangat penting dalam setiap audit adalah perencanaan, karena perencanaan mengatur mengenal urutan setiap bagian atau tahapan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Standar pekerjaan lapangan pertama dalam standar auditing menyatakan bahwa: “Pekerjaan harus direncanakan dengan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.”

Tujuan Perencanaan Audit:
· Memperoleh bukti kompeten yang mencakupi dalam situasinya pada saat itu
· Menekan biaya audit
· Menghindari salah pengertian dengan klien

Perencanaan audit meliputi pengembangan strategi menyeluruh pelaksanaan dan lingkup audit yang diharapkan. Auditor harus merencanakan audit dengan sikap skeptis profesional tentang berbagai hal seperti integritas manajemen, kekeliruan dan ketidakberesan, dan tindakan melawan hukum. Supervisi mencakup pengarahan asisten yang tergabung dalam tim audit yang berhubungan dengan pencapaian tujuan audit dan penentuan apakah tujuan tersebut telah tercapai. Dalam membuat perencanaan audit, supervisi harus lebih ditingkatkan apabila banyak anggota tim audit belum berpengalaman, dibandingkan dengan jika mereka telah berpengalaman.